FESTIVAL MEMENGAN TRADISIONAL BANYUWANGI
Sebagai kota layak anak, Banyuwangi gencar melestarikan berbagai permainan tradisional yang nyaris punah. Salah satunya menggelar Festival Memengan (mainan). Ribuan anak-anak SD hingga SMP unjuk gigi, memainkan beragam permainan tempo dulu yang sudah mulai punah.
Festival di jalan protokol Banyuwangi ini menjadi atraksi menarik bagi warga. Jalanan disulap menjadi arena bermain yang asyik. Mereka berparade sambil bermain aneka mainan lawas. Seperti, egrang bambu, gasingan, bedhil-bedhilan, gobag sodor, engklek, dakon, bintang aliyan, medi-median, balap karung, klompen panjang, tarik tambang hingga dagongan.
![]() |
BupatiBanyuwangi |
Peserta di hadiri oleh seluruh, siswa SDN yang ada di Banyuwangi. Anak-anak mengaku sangat senang bisa ikut bermain permainan tradisional. melihat bermain klompen yang terbuat dari kayu kelapa bersama teman-teman. Tadinya dari yang tidak bisa memainkan alat tersebut, tapi setelah berlatih selama satu minggu akhirnya bisa. Ternyata sangat menyenangkan bermain permainan ini. Selama ini mungkin ada yang belum pernah main sebelumnya.
Tak hanya bermain permainan tradisional, anak-anak tersebut juga menampilkan bakat seni dan budaya. Seperti melakukan tarian barong cilik dan jaranan buto. Sebagian anak juga bermain alat musik yang tidak biasa, mereka membentuk formasi drum band yang alat musiknya terbuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan rumah. Seperti terompet yang terbuat dari janur kelapa dan seruling dari pipa paralon, ditambah iringan rebana, menghasilkan irama musik yang unik. Sangat kreatif.
Suasana makin meriah saat suara peluru kertas dari senapan bambu dan pelepah pisang berdesingan di udara. Mirip di medan perang. Tak mau kalah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga ikut bermain tembak-tembakan bersama mereka.
Anas juga ikut bermain hulahop, egrang, berjalan di atas batok kelapa dan mobil-mobilan dari bambu. Anas mengatakan, sebagian anak-anak kemungkinan tidak mengenal permainan-permainan tradisional seperti ini.
Padahal permainan tradisional memiliki banyak filosofi. Dengan digelarnya festival memengan ini, sekaligus sebagai upaya untuk memperkenalkan pada anak-anak.
![]() |
memengan BWI |
0 komentar:
Posting Komentar