Free Angel Fly Redhead Help Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, 15 September 2017

TRADISI TUMPENG SEWU BANYUWANGI


TRADISI TUMPENG SEWU BANYUWANGI 

KEBUDAYAAN MASYARAKAT BANYUWANGI MENGUCAP SYUKUR




Banyuwangifestival



Tumpeng Sewu adalah selamatan massal yang digelar setiap satu Dzulhijah oleh masyarakat kemiren. Tujuannya, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahanan yang mereka terima.
 Tumpeng sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala dan menghindarkan dari segala bencana dan sumber penyakit.Kalau ritual itu ditinggalkan, maka akan berdampak buruk kepada masyarakat Desa Kemiren, sehingga warga Osing menjaga tradisi itu hingga turun temurun, Sesepuh adat Desa Kemiren Juhadi Timbul.
Ritual tumpeng sewu ini ditandai dengan kegiatan dimana setiap rumah membuat nasi dalam bentuk kerucut dengan lauk pauk khas Using, yakni pecel pithik (ayam panggang dicampur kelapa, red) ditaruh di depan rumah.





tradisi TumpengSewu




Bentuk mengerucut ini memiliki makna khusus yakni petunjuk untuk mengabdi pada sang pencipta (hablum minallah) di samping kewajiban untuk menyayangi sesama (hablum minannaas). Sementara pecel pithik itu  mengandung pesan moral yang bagus, yakni ngucel-ucel barang sithik. Dapat juga diartikan mengajak orang berhemat dan merasa cukup dengan harta yang dimiliki meskipun sedikit.
Dengan diterangi oncor ajug-ajug (obor bambu berkaki empat), tumpeng sewu ini menjadi sebuah ritual yang khas dan tetap sakral. Sebelum makan bersama, warga desa Kemiren mengawalinya sholat maghrib berjamaah dan doa bersama. Usai makan bersama,  selepas isya’, warga membaca Lontar Yusuf hingga tengah malam di rumah salah seorang tokoh masyarakat setempat. Lontar Yusuf yang merupakan rangkaian dari ritual ini menceritakan perjalanan hidup Nabi Yusuf.



TumpengSewu BWI



sumber:http://eventbanyuwangi.com

0 komentar:

Posting Komentar